Beberapa Pemain Yang Pernah Di Lepas Klub Dengan Cara Menyakitkan |
Beberapa Pemain Yang Pernah Di Lepas Klub Dengan Cara Menyakitkan
seputarsepakbola57 - Karir para pesepakbola tidak selamanya manis. Ada yang loyal membela satu klub hingga pensiun, ada yang terus berpindah-pindah tim, dan ada pula yang harus melewati masa-masa mengecewakan karena diusir dari klub.Pemain tertentu berharap bisa memenuhi ekspektasi dengan memberikan kontribusi semaksimal mungkin, membantu menorehkan banyak gelar. Ada pula pemain yang berharap kontraknya diperpanjang dan mendaptakan kenaikan nilai kontrak termasuk dengan gaji dan bonusnya.
Namun tidak selamanya seorang pemain bisa menyatu dengan sebuah ti,. Ada kalanya mereka kesulitan beradaptasi, termasuk memenuhi permintaan pelatih untuk ditempatkan di posisi yang bukan aslinya, maupun tidak mendapat dukungan dari tekan satu timnya.
Di dunia speakbola profesional yang sudah menjelma sebagai bisnis global, kedatangan dan kepergian pemain dalam satu tim adalah hal biasa.
Hanya terkadang kedatangan pemain menjadi sorotan. Contohnya saja jika perekrutan itu melibatkan nilai transfer yang jumlahnya luar biasa, atau transfer pemain bintang proses panjang dan berlarut.
Klikbola88 |
Sejarah mencatat, ada beberapa pemain yang bernasib tidak mengenakkan, mereka harus mengalami masa dipaksa keluar dari satu klub dengan cara menyakitkan.
Publik sepakbola mungkin tidka asing dengan cerita Diego Costa semasa masih bermain bersama chelsea. Hubungan pemain tempramental asal Spanyol tersebut dengan sang pelatih kalaitu, Antonio Conte tidak berjalan harmonis. Hal ini berujung pada Conte mendepak Costa.
Sekedar mem-PHK mungkin tidak masalah, namun kabarnya Costa mendapat kepastian dirinya dikeluarkan dari skuad The Blues oleh Conte, hanya melalui pesan singkat.
Selain Diego Costa ada pemain lain yang bernasib serupa, siapa saja? Mari kita bahas dibawah ini.
1. Joe Hart vs Pep Guardiola (Manchester City)
Dari kiper juara Premier League dan pilihan utama dibawah tiang gawang Manchester City, terdampar di Torino. Begitu gambaran nasib Joe Hart pada musim 2016.
"Saya respek dengan semua peain di tim ini, tapi saya hadir dan harus mengambil keputusan dan itulah yang saya rasakan," ujar Guardiola, setelah memastikan tidak ada tempat untuk Joe Hart dalam tim asuhannya.
Meski karirnya di MAcnhester City dihentikan begitu saja oleh Pep, Joe Hart terlihat profesional untuk menyingkapinya.
"Guardiola datang dan sangat jujur dengan saya. Saya melihat ke matanya dan menyalaminya, saya berterima kasih atas kejujurannya. Saya tidak berterima kasih atas pendapatnya tentang saya, melainkan kejujurannya yang tiada bandingnya," ujar Hart.
Panasnya situasi ketika itu mendapat perhatian dari Ian Wright.
"Guardiola mungkin memotong kaki Hart atas apa yang telah dia lakukan untuk karirnya," ujar Wight, mantan pemain ARsenal yang altnas berpdofesi sebagai pundit ini.
2. Robin van Persie vs Louis van Gaal (Manchester United)
Robin van Persie mulai menjalni masa suram di Manchester United ketika DAvid Moyes menduduki kursi pelatih. Setelah Moyes dipecat, kehadiran Vaan Gaal tetap tidak membawa perubahan bagi van persie. Bahkan menjadi semakin tidak menentu.
Puncaknya, setelah menjalani musim 2014-2015 yang diwarnai dengan lebih bnayak cedera, Van Persie diberitahu dengan tegas bahwa ia tidak lagi diperlukan.
"Saya bercakap dengan Louis van Gaal dan dia bilang 'OK Robin, kita akan berpisah jalan. Saya pelatih, kamu pemain. Kamu harus pergi, waktumu telah habis,' ungkap van Persie, menuturkan kembali perkataan sang pelatih.
"Saya seperti 'ueah saya masih terikat kontrak? Dia menjawab, saya tidak perduli."
Namun momen paling menyakitkan bagi van Persie adalah ketika dia tidka mendapatkan perpisahan yang layak, sekalipun di media sosial. Manchester United terkesan "asal" dalam mengumumkan kepergiannya dari Old Trafford.
3.Iker Casillas vs Jose Mourinho (Real Madrid)
Peran Iker Casillas di Real MAdrid muali berkurang dibawah asuhan pelatih Jose Mourinho. Ia kerap dicadangkan dan dianggap waktunya sudah berakhir di Real Madrid.
Pada akhirnya, kiper berkebangsaan Spanyol tersebut menuai kesuksesan di Santiago Bernabeu dengan caps 725, lima titel La Liga, dan tiga gelas Liga Champions tersebut di coret. PAda musim panas 2015, Casillas dijual ke Porto.
Dalam konferensi pers di stadion yang melompong tanpa kehadiran fans, Iker Casillas menangis saat memberitahu publik, hubungan dengan REal MAdrid selam 25 tahun tersebut berakhir.
Orang tua Casillas memberikan klaim kepergiananya lantaran dipaksa pihak klub.
"Iker memberikan kontribusi bagus, namun dia menderita secara psikologis dan dia diperlakukan berbeda dibandingkan pemain lain," ujar Mari Carmen, ibunda Casillas.
"Saya melihatnya menderita selam beberapa tahun. Adalah Fiorentino (Florentino Perez, Presiden Real Madrid) yang mendesak Iker keluar karena dia ingin mengakhiri karirnya di Real MAdrid," tuding CArmen.
Suasana saat itu terlihat memanas. Setelah sesi konferensi pers tersbeut, banyak fans tidak puas dan membuat petisi meminta Perez mundur. agen Casillas menyebut cara klub melepas pemainnya tiu sebagai sebuah bencana.
4. Pepe Reina
Pada musim panas 2013, Pepe Reina dikaitkan dengan transfer impian kembali ke Barcelona. Namun itu hanya impian belaka. Transfer tidak terwujud, dan Reina sudah tidak mungkin kembali.
Tiba-tiba, kiper berkebangsaan Spanyol tersebut berada di Napoli dengan status pemain pinjaman setelah Liverpool menerima penawaran yang diajukan klub dari Serie A tersebut.
Yang memprihatinkan, Reina mengklaim kesepkatan tersebut terjadi tanpa sepengetahuannya.
"Sangat wajar saya kecewa Liverpool setuju meminjamkan saya ke Napoli tanpa bicara bicara telebih dahulu dengan dirinya," ujarnya
"Saya pikir saya berhak mendaptakan lebih dari ini, kendati saya pahamn keputusan sulit harus diambil dalam dunia speakbola,"lanjutnya.
5. Diego Costa
Kepergian Diego Costa dari Cheslea pada tahun 2013 sebenarnya sudah bukan kejutan, jika mengingat beberapa waktu sebelumnya dia sudah mengalami masa tubulensi.
Namun, cara Chelsea menendang keluar Costa dianggap sangat tidak profesional.
"Hai Diego, saya harap kamu baik-baik saja. Terima kasih untuk msuim-musim yang kita jalani bersama. Semoga sukses di tahun mendatagn, tapi kamu tidak ada dalam rencana saya."
Menurut media asal Spanyol, AS begitu pesan singkat yang dikirim pelatih Antonio Conte untuk menginformasikan dia tidak lagi membutuhkan Costa untuk musim 2017/2018.
0 Comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.